Salam Dulu atau Basmallah Dulu?

Anas Azhar Nasim, 30 April 2023

Saat mengawali sebuah ceramah atau pidato, seringkali muncul pertanyaan mengenai urutan yang lebih tepat: apakah mendahulukan ucapan salam, atau memulainya dengan basmalah?

Dalam seni berbicara di hadapan publik, seperti saat berpidato atau berceramah, ada sebuah detail yang sering kali kita jumpai urutan pengucapan Basmalah dan salam. Sebagian pembicara memulainya dengan "Bismillahirrahmanirrahim" lalu diikuti "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh", sementara yang lain mendahului dengan salam baru kemudian membaca Basmalah.

Bagi sebagian orang, urutan ini mungkin tampak biasa saja tidak perlu diperhatikan dan bisa dipilih secara acak. Namun, di balik dua pilihan ini tersimpan kedalaman ilmu dan alasan yang dipegang oleh para ulama. Perbedaan ini bukanlah sebuah perselisihan, melainkan sebuah manifestasi dari kekayaan pemahaman dalam Islam yang patut kita hargai keindahannya.

Salah satu pandangan, yang juga dianut oleh sebagian kalangan, adalah mendahulukan ucapan salam sebelum Basmalah. Praktik ini bukan tanpa alasan, melainkan berakar dari pemahaman yang mendalam, sebagaimana yang diajarkan oleh para guru.

Selama kurang lebih sejak duduk dibangku SMA, saya pribadi cenderung mempraktikkan untuk mendahulukan salam, yang kemudian diikuti basmallah. Praktik ini bukanlah tanpa alasan. Sebuah nasihat dari seorang Abah, yang kurang lebih menyatakan, "Praktikkanlah untuk langsung mengucap salam, tidak perlu diawali dengan basmallah, sebab hakikat salam adalah zikir murni (dzikir mahdlah)." Beliau tidak menyalahkan praktik sebaliknya, namun nasihat ini menunjukkan adanya landasan ilmu di balik pilihan tersebut.

kita sangat akrab dengan anjuran untuk memulai segala sesuatu yang baik dengan basmalah. Anjuran ini berdasar pada hadis Rasulullah ﷺ yang sangat populer, sebagaimana dikutip oleh Syekh Salim bin Sumair Al-Hadromi dalam mukadimah kitabnya Safinatun Naja: