Apa yang saya tulis tidak lepas dari apa yang saya jumpai, alami, dan baca. Dari aktivitas membaca saya menemukan banyak mutiara hikmah yang memiliki pesan penting yang dapat saya ambil sebagai motivasi dan evaluasi menjalani kehidupan. Pesan penting itu di antaranya bersifat pada 2 dimensi, yakni duniawi dan ukhrawi. Halaman ini adalah tempat saya akan menulis kutipan-kutipan yang saya baca dari beberapa buku.
-Kitab At-Tanwir/Turos/Hal.25
Hak Allah swt. yang harus engkau tunaikan dalam maksiat adalah meminta ampunan atas perbuatan maksiat yang engkau lakukan. Hak Allah swt. yang harus engkau laksanakan dalam ujian adalah bersabar dalam menghadapinya. Hak Allah swt. yang harus engkau laksanakan dalam nikmat adalah adanya rasa syukur darimu atas nikmat tersebut.
-Syekh Ibnu Atha'illah As-Sakandari
-Selalu Ada Jalan/Hal.4
Ada sebuah nasihat dari Aa Gym bahwa baik dan buruknya atau untung ruginya sebuah takdir, bukan terletak pada takdirnya. Untung ruginya terlihat dari apa yang dilakukan setelah terjadinya takdir itu. Apabila dengan takdir itu kita berubah menjadi lebih baik, kita termasuk orang beruntung. Apabila dengan gagal masuk perusahaan menjadikan kita semakin saleh, semakin semangat belajar agama, semakin rajin Tahajudnya, semakin kuat Riyadhanya, semakin rendah hati, itu berarti takdir tersebut adalah takdir yang baik. Bahkan, boleh jadi, diterimanya kita di perusahaan tersebut adalah takdir buruk apabila kita menjadi lalai, berbangga diri, atau merendahkan orang lain. dan pastinya, Allah Maha Tahu manfaat serta madharat apabila kita bekerja di tempat tersebut.
Dengan demikian, kalau ingin kita mengetahui orang yang beruntung atau orang yang merugi, kita jangan melihatnya dari kejadian atau peristiwa yang menimpa. Namun, lihatlah bagaimana responsnya atas kejadian tersebut. Misalkan, seseorang bangkrut usahanya. Kemudian, dia berubah menjadi lebih baik. Dia evaluasi diri, ibadahnya semakin meningkat, semakin semangat belajar agama dan untuk dekat dengan Allah semakin membara. Yang aslinya sombong menjadi rendah hati. Yang asalnya banyak omong menjadi hemat bicara. Itu artinya, takdir berupa bangkrut usaha adalah takdir yang baik untuknya. Ke depannya, dia akan diberi takdir berupa sukses usahanya dan pada saat bersamaan dia sudah siap dengan takdir tersebut; ilmunya siap, mentalnya siap, dan imannya pun siap.
Oleh karena itu, kita akan sengsara apabila lebih fokus pada kejadian yang terjadi atau pada takdirnya. Akan sangat bijak apabila kita lebih fokus pada perubahan diri setelah terjadinya takdir.
-Kitab At-Tanwir/Turos/Hal.99
"Apabila gelombang takdir telah menyongsongmu, janganlah kembali kepada gunung akalmu agar engkau tidak termasuk orang-orang yang tenggelam di dalam samudera keterputusan dari rahmat Allahs swt. Akan tetapi, kembalilah ke perahu perlindungan Allah swt. dan bahtera tawakal".
-Syekh Ibnu Atha'illah As-Sakandari