Memilih untuk bersyukur Sesuatu yang Mudah untuk Saya, Tapi Menjalankannya Sesuatu yang Sulit

Anas Azhar Nasim, 04 Juni 2024.


Sangat mungkin faktor ketidakbahagiaan dalam hidup saya karena saya kurang bersyukur. Sesuatu yang sebenarnya cukup dikatakan tidak cukup. Sesuatu yang sebenarnya berharga dianggap tidak berharga. Sesuatu yang perlu dijaga tetapi digunakan sembarangan. Sehingga karena merasa tidak cukup, menganggap sesuatu yang dimiliki tidak berharga, dan menyia-nyiakan sesuatu yang mestinya dijaga,  hidup ini selalu terasa kurang, alias tidak bahagia.

Saya sedikit menulis di luar konteks syukur dulu..

Tujuan belajar adalah agar dapat belajar lebih baik. Ini artinya hidup kita adalah belajar. Proses belajar terjadi saat seseorang mengalami stimulus atau rangsangan dari lingkungan, kemudian mengolah dan merespons informasi yang didapatkan secara aktif. Apa bukti bahwa ada perubahan perilaku pada seseorang? Atau sederhananya bagaimana perilaku pada hasil proses belajar? Perilaku ini akan mengarah pada 3 aspek, di antaranya Pengetahuan (kognitif), Keterampilan (psikomotorik), dan Sikap (afektif). Maka tanda bahwa tercapainya belajar adalah ketika seseorang mengalami perubahan yang diaplikasikan pada 3 aspek yang telah disebutkan tadi. Sebagai contoh, Apakah seseorang yang telah selesai membaca buku bisa dikatakan sudah belajar? Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka tentu saja tidak mutlak dapat dikatakan sudah belajar. Karen perlu ada tinjauan kembali apakah pasca membaca menunjukkan perubahan pada 3 aspek yang telah disebutkan.

Mungkin akan terlihat terdapat perubahan pada 3 aspek tersebut, tapi tidak langsung pada perubahan yang besar dan tampak jelas. Karena itu juga belajar itu adalah sebuah proses, dan akan terus berproses tanpa akhir. Kita melakukan proses ini dalam upaya agar kita terus mendapatkan hasil dan dari hasil tersebut kita dapat berproses lebih baik lagi.

Kembali saya menulis konteks bersyukur melanjutkan tulisan di paragraf pertama..

Belajar itu bisa dari pengalam pribadi dan orang lain, bisa di mana dan kapan saja. Saya bisa belajar bersyukur dari kehidupan orang lain. Sesuatu yang saya anggap tidak berharga bisa jadi sangat berharga bagi orang lain. Sesuatu yang saya rasa tidak cukup bisa jadi itu kecukupan bagi orang lain. Seperti konsep belajar yang telah saya tuliskan, seandainya saya dapat belajar dari kehidupan orang lain, mungkin saat itu juga saya sedang menyusun kehidupan yang lebih baik. Kalau saya tidak lebih baik, itu karena saya tidak mengambil pelajaran. Sehingga saya katakan, memilih untuk bersyukur sesuatu yang mudah untuk saya, tapi menjalankannya sesuatu yang sulit.

Benarkah dengan bersyukur dapat membuat saya lebih bahagia? Tentu saja benar, bukankan kita akan bahagia ketika dapat merasakan sebuah kenikmatan? Kan Allah menyampaikan "Sesungguhnya Aku bersumpah, jika kamu bersyukur atas nikmat-nikmat-Ku kepadamu, niscaya Aku akan menambah kepadamu nikmat lebih banyak lagi, tetapi sebaliknya, jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat berat." Q.S Ibrahim: 7.

Dalam ayat ini Allah swt. mengingatkan saya untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya. Bila saya mampu bersyukur, maka nikmat itu akan ditambah. Sebaliknya, Allah juga mengingatkan kepada saya apabila mengingkari nikmat-Nya, dan tidak mau bersyukur, maka saya tidak akan memperoleh kebahagiaan.

Bentuk penerimaan terbaik adalah ketika kita dapat menggunakan pemberian dengan baik. Kita bersyukur artinya kita dapat menerima apa yang Allah berikan dan mempergunakannya kepada sesuatu yang baik. Baik besar atau kecil, mewah atau sederhana tidak akan menjadi masalah ketika kita dapat menerimanya. Kita tidak bersyukur artinya kita tidak menerima apa yang kita dapatkan, kita merasa tidak puas atas pemberian yang Allah berikan, maka tentu saja ketidakpuasan dan bentuk penolakan ini akan menjadi sumber ketidakbahagiaan kita. Lagian Allah tidak akan memberi sesuatu yang tidak semestinya kita dapatkan, karena semua yang terjadi pada diri kita itu akibat dari apa yang kita lakukan juga.

Seperti konsep “jika kamu berbuat baik, maka kamu telah berbuat baik untuk dirimu dan jika kamu berbuat jahat, maka kamu telah berbuat jahat untuk dirimu” Q.S Al-Isra: 7, bersyukur juga seperti itu. “Jika kita bersyukur kepada Allah, maka kita telah bersyukur untuk diri sendiri; dan jika kita kufur (tidak bersyukur), maka kita telah tidak bersyukur pada diri sendiri. Sedangkan Allah akan tetap terpuji baik kita bersyukur ataupun tidak” Q.S Luqman: 12.

Hari ini saya bersyukur karena bisa membagikan tulisan kepada teman-teman di ruang ini.