Gambar oleh Anwar Nasrulloh Hoer
Gambar oleh Anwar Nasrulloh Hoer
Aturan ada untuk menyelamatkan kita, karenanya adanya aturan bukan untuk dilanggar
Anas Azhar Nasim, 03 Agustus 2024
Kehidupan manusia diwarnai oleh berbagai aturan dan norma yang mengatur perilaku mereka dalam masyarakat. Aturan-aturan ini, baik yang bersifat formal seperti hukum negara maupun yang bersifat informal seperti norma sosial, berfungsi untuk menciptakan ketertiban, keadilan, dan keamanan. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah mungkinkah dunia tanpa aturan?
Jika saya diberikan kebebasan yang seluas-luasnya untuk meraih keinginan dengan cara apa pun tanpa terkait aturan, maka tak perlu waktu lama bagi saya untuk bisa sukses. Semua orang pun sama, tidak akan ada lagi anak yang terlantar, kelaparan, dan hidup kesusahan. Sepertinya dalam hal ini doa, usaha, dan semangat tidak begitu penting. Bagaimana tidak! Apa pun yang mereka inginkan bisa mereka dapatkan dengan cara apa pun tanpa mempertimbangkan baik atau buruk, salah atau benar, dan disukai atau tidak. Segala cara akan dibuatnya benar, karena tidak ada aturan apa pun yang mengikat.
Tapi itu semua mustahil juga keliru. Bagaimana bisa manusia sukses tanpa usaha. Karena ingin sukses tanpa usaha adalah cerita, usaha tanpa doa adalah celaka. Jika tidak ada aturan, sepertinya etika dan moral pun tidak akan ada. Dengan tanpa aturan dan tidak ada yang dapat diatur kehidupan akan berjalan sangat mengerikan. Bayangkan saja bagaimana jika ruang publik, organisasi, pekerjaan, bahkan interaksi sesama manusia dalam sehari-hari tidak ada aturan di dalamnya. Dalam skenario ini, setiap individu akan bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan tanpa takut akan konsekuensi. Meskipun pada pandangan pertama hal ini mungkin terdengar menarik, kenyataannya adalah bahwa dunia tanpa aturan akan segera mengalami kekacauan.
Tapi ada yang mengatakan “bukan hanya tanpa aturan, dunia dengan aturan juga bisa berantakan”. Hal demikian bisa jadi benar, tapi tergantung dengan aturannya. Karenanya ada aturan pun jika aturannya terlalu berlebihan maka tetap saja akan berantakan dan mengerikan. Persoalannya bukan pada peraturannya, melainkan pada orang yang membuat aturannya. Aturan dan hukum berfungsi sebagai panduan bagi perilaku individu dan kelompok dalam masyarakat. Namun, aturan tersebut sering kali bersifat statis dan tidak dapat dengan cepat beradaptasi dengan perubahan sosial, budaya, dan teknologi. Ketika masyarakat berkembang, kebutuhan dan nilai-nilai juga berubah. Jika aturan tidak diperbarui atau disesuaikan, mereka dapat menjadi usang dan tidak relevan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan ketidakpuasan dan ketidakstabilan.
Salah satu contoh nyata dari dunia dengan aturan yang berantakan adalah ketika aturan tersebut diterapkan secara sewenang-wenang atau tidak adil. Dalam banyak situasi, individu atau kelompok tertentu mungkin mendapatkan perlakuan yang lebih baik dibandingkan yang lain, sehingga menciptakan ketidakpuasan yang mendalam.
Bukan aturan, norma, dan kebiasaan pada umumnya yang menjadi masalah, tetapi ketidakadilan. Secara konteks pun kata “Aturan” berarti untuk mengatur (memberikan ketertiban dan ketenangan), dan mengatur akan cenderung pada sesuatu yang positif. Tapi lagi-lagi jika tidak ada keadilan maka bukannya untuk mengatur melainkan membuat semakin tidak teratur. Inilah yang banyak terjadi pada persoalan antar masyarakat dan pemangku kepentingan (penguasa; pasak kunci; pejabat; pembesar; penguasa; pemerintah) belakangan ini. Aturan dibuat sewenang-wenang hanya untuk memberikan keuntungan bagi pihak yang membuat aturan.
Kembali pada mungkinkah dunia tanpa aturan.
Jika semua orang sukses dan hidup serba kecukupan tanpa kekurangan, mungkin tak akan ada orang yang bekerja karena hidup hanya untuk menikmatinya. Karena prinsip mereka, “Untuk apa lelah bekerja, jika bekerja saja tujuannya hanya untuk mendapat uang? Padahal mereka sudah sukses banyak harta dimana-mana”. Kesalahan persepsi terbesarnya adalah “Bekerja hanya untuk mendapatkan uang". Tanpa peduli cara mendapatkannya seperti apa?
Pendapat saya atas mungkin atau tidaknya dunia tanpa aturan adalah mungkin. Mungkin dalam artian bisa saja tidak ada aturan (aturan dihilangkan), tetapi secara praktis, hal ini sangat sulit dicapai dan dapat menyebabkan berbagai masalah serius dalam masyarakat. Dunia akan seperti apa yang saya jelaskan sebelumnya. Tapi secara praktis, dunia tanpa aturan itu “tidak mungkin”. Aturan dihilangkan tentu saja bisa, tetapi itu di luar fitrahnya makhluk. Makhluk tidak dapat “hidup” tanpa adanya aturan. Manusia, sebagai makhluk sosial, bergantung pada interaksi dengan orang lain, dan perbedaan pandangan serta nilai-nilai dapat menyebabkan perselisihan. Dalam situasi tanpa aturan, konflik ini tidak akan memiliki mekanisme penyelesaian.
Satu-satunya yang tidak dapat diatur adalah sang Mudabbir, Dzat yang maha mengatur, yaitu Allah swt.
...
Di tengah saya menulis tulisan ini, saya juga membuka ruang pendapat melalui Google Formulir yang saya sebar untuk menanyakan pendapat orang lain tentang mungkinkan dunia tanpa aturan. Berikut beberapa pendapat mereka:
1. Menurut pendapatku, jika dunia tanpa aturan iya mungkin semuanya berjalan sesuai dengan keinginan dan kemauan kita, akan tetapi semua hal akan dilakukan tanpa melihat risiko, baik dan buruknya. Namun sebaliknya, jika dunia ada aturan mungkin aturan itu sebaiknya seimbang tidak ada yang membeda-bedakan satu dengan yang lainnya.
2. Karena kalo dunia tidak dengan aturan akan seperti apa dunia ini, ada aturan saja sudah tidak tertata apalagi kalo tanpa aturan lebih kacau.
3. Cicero berkata "ubi societas ibi ius", yang berarti ketika ada masyarakat pasti di situ ada hukum. Hal ini menunjukkan bahwa aturan atau hukum adalah suatu yang niscaya adanya, ketiadaan aturan sangat sulit diandaikan, bahkan tanpa aturan sendiri adalah aturan.
4. dunia akan hancur dengan peradaban yang tidak teratur dan kebebasan yang ada.
5. Sebelumnya Mungkin saja dunia bisa tanpa aturan, bisa semau kita mengerjakan hal apa pun tanpa ada rasa takut karena aturan harus ini harus itu, tapi alangkah baiknya ada aturan karena akan terlihat lebih rapi dan terarah. Mungkin seperti itu maafkan apabila alasannya salah hi hi 🙏🏼
6. Mungkin. Life is choice.
7. Menurut saya tidak mungkin jika dunia tanpa aturan, memang jika dunia ini tanpa aturan kita bisa bebas melakukan apa pun yang kita inginkan tapi semua akan kacau, kenapa kacau karena kejahatan terjadi dimana-mana seperti mengambil nyolong apa pun yang kita mau atau orang saling membunuh tidak memikirkan apa aturan atau kesalahan yg telah dibuat.
8. Menurut pendapat saya dunia tanpa aturan itu hidup nya akan berantakan. Contoh nya di jalan raya ada lampu lalu lintas itu sama aja kayak aturan coba kalau tidak ada lampu lalu lintas maka banyak orang yang bertabrakan, macet, dll
9. Kalo tanpa aturan, bisa menghalalkan segala cara, sekalipun itu cara yg ga baik, bahkan haram, then, yg korup maybe makin banyak dong kalo begitu.
10. Tempat yang tidak memiliki aturan satu satunya ketika kita sudah tak bernyawa
Itu lah beberapa pendapatnya, beberapa pendapat lainnya hampir serupa.