Bertambah Harus Bertumbuh, [Menulis di 12 Juni]

Anas Azhar Nasim, 12 Juni 2025

Perjalanan hidup sering kali mempertemukan kita pada sebuah kenyataan: "Jauh lebih mudah bagi seseorang untuk menarikmu ke bawah daripada mengangkatmu ke atas”. ketika kita bertekad untuk berbuat baik, menapaki jalan integritas, dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, tak jarang kita merasa "berat." Beban ini bukan hanya datang dari rintangan eksternal, tetapi juga dari pergulatan internal, seperti "berbagai rasa sakit dan prasangka buruk" yang mungkin muncul. Prasangka buruk yang tersebut bisa berupa keraguan diri atau penilaian negatif dari lingkungan.

Dalam pernyataan lain saya ingin mengatakan, “Setiap kali kita mencoba melangkah lurus, kerap kali ada kerikil prasangka dan jurang rasa sakit. Bahkan, keburukan terasa lebih cepat menyebar dan diterima, sementara kebaikan sering kali dipandang dengan curiga”.

Memilih untuk menjadi pribadi yang lebih baik memang terasa lebih sulit dibandingkan tergelincir menjadi pribadi yang lebih buruk. Ini bukanlah sebuah penghakiman, melainkan sebuah pengamatan terhadap kecenderungan alami manusia dan tekanan sosial yang ada.

Dalam dinamika interaksi sosial, sering kali terasa bahwa "antara kebaikan dan keburukan saja, yang lebih mudah menular adalah keburukan. Fenomena ini bukan sekadar ilusi, melainkan memiliki landasan psikologis. Manusia cenderung lebih terpengaruh oleh hal buruk ketimbang hal baik, meskipun keduanya hadir dalam porsi yang sama. Kecenderungan ini, dikenal sebagai negativity bias atau bias negatif.

Selain bias negatif yang bersifat internal, ada pula fenomena “penularan sosial”, di mana emosi dan perilaku dapat menyebar dalam jaringan sosial, layaknya virus. Kabar buruk, gosip, sinisme, bahkan agresi dapat dengan cepat merambah dalam sebuah kelompok.

Memahami mekanisme ini memberi kita kekuatan untuk lebih waspada terhadap pola pikir kita sendiri dan pengaruh yang kita izinkan masuk ke dalam hidup kita, serta pengaruh yang kita berikan kepada orang lain.

Kesadaran akan bias negatif dapat mendorong kita untuk melakukan koreksi diri, misalnya denan secara sadar mencari sisi positif dari suatu kejadian. Sementara itu, pemahaman tentang penularan sosial dapat membimbing kita untuk lebih bijak dalam memilih lingkungan pergaulan atau bahkan berinisiatif menjadi sumber penularan positif.

Sudah menjadi suratan, atau "fitrahnya," bahwa ketika seseorang melakukan sesuatu yang baik atau berhasrat menjadi pribadi yang lebih baik, ia akan dihadapkan pada berbagai macam tantangan. Ujian-ujian ini mungkin terasa menyusahkan, namun sejatinya bertujuan untuk "meningkatkan kualitas kita." Lebih jauh lagi, ada keyakinan mendalam bahwa "Allah sengaja ingin membuat kita kuat, agar ketika kita telah 'menjadi', kita tidak mudah 'jatuh kembali'.

Setiap tantangan, setiap "rasa sakit dan prasangka buruk," sejatinya bukanlah untuk menghancurkan, melainkan untuk membangun kita menjadi versi diri yang paling tangguh.

Selain bertambuh, semoga dapat semakin bertumbuh.